100 Tahun, 1000 Tahun, 2000 Tahun atau 3000 Tahun Lagi?

|

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Ayu berlari-lari gembira di
atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet. Baju merahnya yang
kebesaran melambai-lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang es krim
sambil sesekali mengangkatnya kemulutnya untuk dicicipi, sementara tangan
kirinya mencengkram ikatan sabuk celana ayahnya.

Ayu dan ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum , berputar
sejenak ke kanan dan kemudian duduk di atas seonggok nisan
"Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1905 : 20-01-1965"

"Nak, ini kubur nenekmu mari kita berdo'a untuk nenekmu"
Ayu melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yang
mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia
mendengarkan ayahnya berdo'a untuk neneknya....

"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya yah."
Ayahnya mengangguk sembari tersenyum sembari memandang pusara Ibu-nya.
"Hmm, berarti nenek sudah meninggal 39 tahun ya yah..." kata Ayu
berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung.
"Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 39 tahun ... "

Ayu memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan disana. Di
samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut
"Muhammad Zaini : 19-02-1882 : 30-01-1910"

"Hmm.. kalau yang itu sudah meninggal 94 tahun yang lalu ya yah"
jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya
mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya.

"Memangnya kenapa ndhuk ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya.

"Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan
bila kita banyak dosanya, kita akan disiksa di neraka " kata Ayu sambil
meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?"

Ayahnya tersenyum, "Lalu?"

"Iya .. kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 39 tahun
dong yah di kubur?

Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 39 tahun nenek senang di kubur
.... ya nggak yah?

"Mata Ayu berbinar karena bisa menjelaskan kepada ayahnya pendapatnya.
Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya
cemas .....

"Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek.

Pulang dari Pemakaman, ayah Ayu tampak gelisah di atas sajadahnya,
memikirkan apa yang dikatakan anaknya ... 36 tahun ... hingga sekarang
...kalau kiamat datang 100 tahun lagi ....139 tahun disiksa .. atau
bahagia di kubur ....Lalu ia menunduk ... meneteskan air mata ...

Kalau ia meninggal .. lalu banyak dosanya ... lalu kiamat masih 1000 tahun
lagi berarti ia akan disiksa 1000 tahun?

Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'un ... air matanya semakin banyak
menetes.....Sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun
ke depan ..kalau 2000 tahun lagi ?

Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur .. lalu setelah
dikubur? Bukankah akan lebih parah lagi? Tahankah?
Padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin ia sudah
tak tahan?

Ya Allah ...ia semakin menunduk .. tangannya terangkat keatas..bahunya
naik turun tak teratur.... air matanya semakin membanjiri jenggotnya.....

Allahumma as aluka khusnul khootimah berulang kali dibacanya doa itu
hingga suaranya serak ... dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk
Ayu. Dihampirinya Ayu yang tertidur di atas dipan bambu... dibetulkannya
selimutnya.

Ayu terus tertidur ...tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterima kasih
padanya karena telah menyadarkannya .. arti sebuah kehidupan... dan apa
yang akan datang didepannya....

0 komentar:

Shalat Time


 

©2009 yazid corner | Template Blue by TNB